Sejarah Kehadiran Masjid Jawa di Bangkok Thailand
Masjid Jawa yang berdiri di distrik Sathorn jalan Soi Charoen Rat 1 Yaek 9, Yanawa, Bangkok, dengan desain bangunan Jawa klasik , berbentuk segi empat berukuran 12 x 12 meter. Menurut riwayat yang ditelusuri situs tips wisata murah, konon bangunan didirikan di atas tanah wakaf pemberian Almarhum Haji Muhammad Shaleh. Seperti pada bangunan Rumah Jawa pada umumnya, Masjid ini juga masih menggunakan Saka Guru ( empat tiang penyangga) yang menopang atap
Di serambi terdapat 4 pintu yang terbuat dari jeruji besi, sedang bagian dalam terlihat 3 pintu kayu yang sejajar dan terapit ampat tiang kokoh kalau dipandang dari arah tempat pengimaman. Di samping pengimaman terdapat mimbar kayu yang dilengkapi tangga untuk jalan kotib. Sedang pada sisi kanan dan kiri terdapat dua buah jam lonceng unik yang terbuat dari kayu.
Jawa Mosque atau Masjid Jawa yang dijadikan tempat ibadah sekaligus belajar dan mengajar ilmu Agama Islam di bangkok, khususnya bulan ramadhan seperti waktu ini selalu ramai dikunjungi warga dan wisatawan. Lokasinya berada di Kampung Jawa yang moyoritas dihuni oleh ribuan penduduk dari etnik Jawa, yang masih punya ikatan darah atau leluhur di Pulau Jawa. Sedang mengenai asal usul kehadiran orang Jawa di Bangkok Thailand, ada dua versi yang mengabarkan sebagai berikut.
Versi pertama yang masih diragukan ke-valid-tan sumbernya mengatakan, pada waktu tentara Jepang berkuasa pada masa perang dunia 2, beberapa orang Jawa dipekerjakan di perkebunan yang ada di sana. Namun versi blog.kemlu.go.id menyebutkan, bahwa suatu hari ketika Raja Chulalongkorn (Rama V) mengunjungi Jawa sekitar tahun 1901 dan tertarik dengan sebuah taman di Jawa , kemudian beliu membawa beberapa orang untuk dibuatkan taman di Istananya. Dan kampung Jawa yang sekarang dihuni oleh ribuan orang Jawa itu adalah anak cucu generasi kesekian dari orang Jawa pertama yang dibawa oleh Raja Chulalongkorn ke Bangkok Thailand. Dan sejarah ini dibuktikan dengan peninggalan Gajah Hitam Raja Rama V yang sekarang jadi nama Museum Gajah yang berada di Jakarta
Oh ya.. Orang Bangkok biasa menyebut Masjid dengan nama Hong Lamat Muslim atau Surau. Jadi kalau anda hendak mengunjungi Masjid Jawa ini, cukup sebut nama Hong Lamat Muslim atau surau pasti orang setempat langsung menunjuk ke arah Jalan 707 Soi Rangnamkeang, Yanawa. Namun sebelum menuju kesana, tidak ada salahnya anda mengetahui cara hemat ke Bangkok Thailand, karena disana banyak informsi yang wajib anda serap, seperti biaya hidup di Bangkok dan yang menarik lainnya.
11 Komentar untuk "Sejarah Kehadiran Masjid Jawa di Bangkok Thailand"
jadi kebanggaan muslim nusantara. berdiri masjid Jawa di Bangkok, yang penduduk pribuminya pun sangat mengenalnya.
jujur Mas, saya baru tahu dari postingan ini, ada masjid Jawa di Bangkok.
artikel sangat menarik, salam
Menarik untuk melihat keagungan Hong Lamat ini. emoga tetap tergaja keasrian dan keagungannya Gan meski berada di negara minoritas muslim.
Nice share,makasih ya.
Selamat menunaikan ibadah sahur,di Papua lagi sahur nieh,hehe.
Mesjid yang megah membuat kita bagga sebagai umat muslim Jawa,nice share kawan,thanks ya.
Happy blogging.
semacam pelita kecil ditengah rimba belantara tentunya, mungkn karena komunitasnya banyak dan tidak ada tempat selain masjid jawa disana. jadi masyarakat lkal gampang mengingatnya
ya sob, artikel aini ane munculkan karena tadi sehabis sholat terwaih ketemu teman laa yang membahas masjid jawa di bangkok ini..thanks
memang gaungnya makin santer. karena sudah banyak pelajar atau mahasiswa yang akhir akhir ini bertandang kesana sob..
benar semoga jadi pembuka pintu hidayah..
hehehe disini saurnya masih bisa nunggu satu jam lebih sob.. Ok met saur dan met enjalankan ibadah puasa
yupz..jadi tonggak spiritual islam di bangkok yang yang mengembirakan tentunya.. met saur sob. thanks
Ada kebenaran kajian dan penulisan dlm blog ini... tetapi ceritanya tidak seperti yg diceritakan oleh nenek kami sebelum meninggal.
Masjid ini peninggalan moyang kami tn hj muhammad saleh yg berasal drpd kepulauan jawa indonesia. Justeru kg jawa itu dinamakan untuk mengabadikan asal usul beliau.
Dulu ketika kami kecil kami dibawa melawat masjid ini dan diceritakan oleh bapa kami tentang sejarahnya.. amat sedih kerana masjid itu semakin usang ketika itu.. tetapi apabila saya mel8hat bl8g ini hati saya sayu dan terharu melihat perubahan masjid ini yg semakin terjaga..Alhamdulillah
Ada kebenaran kajian dan penulisan dlm blog ini... tetapi ceritanya tidak seperti yg diceritakan oleh nenek kami sebelum meninggal.
Alhamdulillah dan terimakasih sudah turut mengoreksi dan menambah informasi dalam artikel ini....
salam untuk saudara saudaraku semua yang tinggal di bangkok,, terimakasih