Daftar 16 RS Swasta Yang Mundur Dari Program KJS
Karena dengan alasan nilai klaim yang masih rendah, 16 rumah sakit swasta Jakarta ini dikabarkan mundur dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Informasi ini terkuat saat Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati, menyampaikan evaluasi di Komisi E DPRD DKI. Maka dengan tersiarnya kabar ini, diharapkan masyarakat tidak masuk ke 16 Rumah Sakit Swasta di Jakarta yang mundur dari KJS tersebut .
Berita mundurnya Rumak Sakit Swasta dari program KJS tersebut juga di benarkan oleh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo, "ada 16 rumah sakit swasta yang mundur mengurus KJS. Alasannya karena keberatan dengan tarif harga Indonesia Case Base Group (INA-CBG's) yang dikeluarkan PT Askes (Persero). Tarif yang diberlakukan berdasarkan sistem paket ini dinilai merugikan rumah sakit". Begitu jelas Rio pada media.
Dalam kesempatan yang sama Dien juga menjelaskan "KJS sudah jadi 1 juta, sekarang tinggal Pak Gubernur akan meluncurkan sendiri atau dibagi ke Puskesmas. Masyarakat yang terdata, ada 2 jutaan. Jadi tinggal kurang setengahnya saja," begitu kata Dien.
Dan nama nama ke 16 Rumah Sakit yang mundur dari program KJS dari data yang berhasil di himpun tipswisatamurah.com dari lansiran kompas dari DPRD DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Thamrin
2. Rumah Sakit Admira; 3. Rumah Sakit Bunda Suci
4. Rumah Sakit Mulya Sari
5. Rumah Sakit Satya Negara
6. Rumah Sakit Paru Firdaus
7. Rumah Sakit Islam Sukapura
8. Rumah Sakit Husada
9. Rumah Sakit Sumber Waras
10. Rumah Sakit Suka Mulya
11. Rumah Sakit Port Medical
12. Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya
13. Rumah Sakit Tria Dipa
14. Rumah Sakit JMC
15. Rumah Sakit Mediros
16. Rumah Sakit Restu Mulya.
8 Komentar untuk "Daftar 16 RS Swasta Yang Mundur Dari Program KJS"
Mudah-mudahan inin menjadi evaluasi yang positip buat Pak Jokowi agar masing-masing pihak terjadi simbiosis yang saling memberikan kemanfaatan
benar kang mas, semua harus mendapat kemanfaatan dari program yang digulirkan, tapi setidaknya nilai sosial juga harus diberikan pada rumah sakit ya, namun pemda juga harus memberi subsidi yang terukur tentunya
Seharusnya rumah sakit tidak lagi memikirkan profit semata, memberikan bantuan dalam kesehatan juga penting.
kalau tarif yang diberikan dinilai merugikan, berarti nilai sosial rumah sakit hilang, jadi nantinya sepertinya akan ke arah yang 'boleh sakit adalah orang yang berduit saja'
Ironi yang menyedihkan bagi bangsa kita ini
Pernah kejadian,1998 ada yang kejepit jatuh diantara peron dan kereta jabotabek..kita mahasiswa rame2 bawa tuh orang ke rumah sakit,stop mobil ditengah jalan lalu dari depok ke RS terdekat Tria Dipa diperiksa sebentar lalu ditolak,kerena tidak jelas biayanya..padahal orangnya sudah kesakitan,sekarat kalee,Akhirnya hanya RSCM yg mau dengan menahan sakit yaaang laamaaaaaaaa!!
Itulah wajah RS di Indonesia.
tanda tanda kafitalisme memang sudah nampak sejak beberapa tahun ini..semoga ada solusi baik untuk warga negara kita, khususnya pada dunia kesehatan
sungguh memprihatinkan ya gan, dan konon kasus seperti yang sobar ceritakan diatas sudah berulang kali muncul, dan nyaris tanpa solusi,
memang program ini baru berjalan,namun dari pihak masyarkt kita telah terbantu dan merasakan manfaatnya...meski masih di temui kekurangan di sana sini...
hanya bisa berharap utk kedepannya...sistem dan perencanaannya...lebih padu n di dukung oleh semua pihak ...baik dari pemerintahnya sendiri dan juga pihak yg terkait..
Great info mas :)
seperti itu yang diharap semua lapisan masyarakat ya mas, kekompakan dai semua penyelenggara dari dinas maupun lembaga terkait bisa bersinergi