Melongok Keajaiban Masjid Agung Cordoba

Keajaiban arsitektur yang jadi kebanggan Muslim di Negara Barat pada masa itu yang bernama Masjid Agung Cordoba, yang juga dikenal sebagai Katedral Katolik Roma di Andalusia selatan Spanyol, atau lebih tepatnya di daerah Cordoba ini memiliki bangunan yang sangat menakjubkan

Bangunan Masjid Agung Cordoba dianggap sebagai keajaiban dunia pada masa abad pertengahan oleh Muslim dan Kristen. Dibangun sekitar tahun 784 dan 786 selama pemerintahan 'Abd al-Rahman I, yang melarikan diri dari Suriah ke Semenanjung Iberia diatas situs Visigoth, yang diduga sebelumnya merupakan situs kuil Romawi

Bangunan masjid yang terdiri dari ruang doa persegi panjang dan sebuah halaman tertutup, konon ini merupakan tradisi bangunan masjid yang didirikan di Umayyah dan Abbasiyah. Ruang akustik interior ruang doa itu belum pernah ada pada zaman sebelumnya. Sistem kolom mendukung arcade ganda dermaga dan lengkungan dengan bolak voussoirs merah dan putih adalah pengobatan yang tidak biasa itu, secara struktural, gabungan efek visual yang mencolok dengan keuntungan praktis memberikan ketinggian yang lebih besar dalam aula. Alternating voussoirs merah dan putih yang berhubungan dengan monumen Umayyah seperti Masjid Agung Damaskus dan Kubah Batu. Penggunaannya dalam Masjid Agung Cordoba berhasil membuat komposisi visual yang menakjubkan

Meskipun masjid itu diperluas oleh penguasa kemudian (perubahan yang paling signifikan berasal dari pemerintahan 'Abd al-Rahman II antara 833-852, al-Hakam II antara 961-976, dan wazir al-Mansur dari 987), dasar rumus arcade dengan bolak voussoirs dipertahankan di setiap penambahan. Pemandangan yang dihasilkan kolom dan arcade yang membentang ke dalam relung remang-remang dari ruang doa menciptakan ruang misterius yang sering digambarkan sebagai hutan batu. Pemandangan makin terlihat elok dengan deretan pohon yang ditanam di halaman, yang menciptakan kelanjutan visual dari baris kolom dalam ruang doa.

Yang paling mewah interior ornamen terkonsentrasi di maqsura, ruang doa diperuntukkan bagi penguasa, yang ditugaskan oleh Khalifah al-Hakam II. Maqsura secara visual terpisah dari sisa ruang doa oleh layar terbentuk dari arcade polylobed yang fantastis dan terlihat rumit, variasi elegan pada tema dasar arsitektur diatur dalam inkarnasi awal masjid. Layar ini menekankan status khusus dari ruang, yang terdiri dari tiga buah kubah di depan mihrab.

Mihrab itu belum pernah ada sebelumnya, bentuk suatu ruang keseluruhan daripada niche tradisional, dan untuk yang diapit oleh dua kamar di pintu masuk yang dihiasi dengan mosaik yang sangat indah yang mirip dengan mihrab. Pada maqsura dihiasi marmer berukir dengan mosaik yang rumit. Ini, dieksekusi rumit vegetal bentuk gulir dan prasasti Kufi, membingkai mihrab, dua pintu yang mengapit, dan juga menutupi Interior maqsura tiga kubah.

Pengaturan yang tidak biasa dari ruang maqsura dapat dibaca pada beberapa tingkatan. Ini mungkin mencerminkan perampasan pengaturan tri-apsidal ditemukan dalam arsitektur gereja lokal (meskipun dikosongkan dalam konteks baru dari konotasi Kristen). Ini telah ditafsirkan sebagai kebangkitan ikonografi ideologis bermuatan Masjid Nabi Muhammad SAW di Madinah yang menggarisbawahi pengertian otoritas keagamaan dan politik Bani Umayyah. Yapz lanjutkan membacanya pada Masjid Perut Bumi Al Maghribi Tuban yang lagi banyak dilirik dibulan Ramadhan ini