Desa Wisata Gamplong Makin diminati Wisatawan
Desa Wisata Gamplong dikenal wisatawan karena ciri khasnya sebagai sentra produksi kerajinan tenun manual dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Dan sejak dibukanya museum HM Soeharto di rumah tempat kelahiran Presiden ke-2 RI yang berdekatan dengan lokasi, Gamplong makin ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, baik itu turis yang datang perorangan maupun rombongan, sampai hari libur lebaran kemarin desa wisata gamplong tidak bisa menampung minat pengunjung
Ciri spesifik yang menjual seperti produk kerajinan alat tenun bukan mesin tersebut cukup diminati wisatawan. Dan rata rata pengunjung yang datang selain ingin berinteraksi langsung dengan pekerja tenun juga sengaja datang untuk berlibur sekalian transaksi. Selain tenun, penduduk Gamplong yang teletak di Jl. Raya Wates Yogyakarta Km 14 Desa Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta mampu memanfaatkan eceng gondok, lidi kelapa, mendong, dan akar wangi untuk disulap jadi tas dompet, aksesori wanita, gorden, tikar, dll yang berkwalitas ekspor. Salah satu pengusaha dari Australia terdaftar sebagai pelanggan tetap kerajinan Desa Wisata Gamplong, selain itu seperti pembeli dari Bali dan Jakarta juga terlihat sering hilir mudik mengunjungi lokasi tersebut
Sudah dikenal sejak tahun 1950-an Desa Gamplong merupakan penghasil barang kerajinan tenun. Keterampilan menenun yang didapat warga setempat secara turun-temurun tersebut, sampai sekarang masih berlangsung dan makin diminati wisatawan. Contoh produk pertama awalnya hanya seperti stagen (kain panjang untuk melilit bagian perut wanita dewasa) kain lurik, serbet makan, dan barang kerajinan tenun lainnya. namun sesuwai perkembangan waktu, produk tenun warga berkembang dan mengikuti pemesanan pelanggan
14 Komentar untuk "Desa Wisata Gamplong Makin diminati Wisatawan"
kain tradisional yang masih ditenun dengan peralatan tradisional harganya cenderung sangat tinggi, namun kualitasnya tak diragukan lagi...seperti yang ada di Gamplong, Lombok, Mandar , Makassar dan sebagainya...salam :-)
saya kira tadi gamplong itu makanan lho Kangmas hehehe.
Rata-rata hasil karya tenun manual memiliki nilai jual yang lebih mahal dibandingkan menggunakan peralatan mesin. Ya maklum lah, bikinnya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran
benar pak , karena tenun dengan cara tradisional cara membuatnya lebih lama. tapi biasanya kwalitas bahan yang digunakan lebih baik dan kainnya bis tahan lama memang
hahaha.kalau gebleg itu baru makanan khasklo gamblong itu nama desa lho kangmas. hehe
yapz, mungkin karena itu wisatawan bule jadi menyukai ya ,, karena terlihat unik dan kokoh hasil sulamannya.. maaf ne blom bisa BW,,, net gi lambat merayap.. hehe thanks
Indonesia benar benar kaya dengan wisata, jadi kenapa kita harus jauh2 menghabiskan uang ke negara luar hanya sekedar untuk menikmati keindahan alamnya..
makasih info desa-wisata-gamplong, aku bokmark nih mudah2n ada rezeki main ke situ
aku orang jogja ketinggalan info wisata nih. Baru tau.
benar non, kekayaan alam pariwisatakia sebenarnya sudah lebih dari cukup, mulau pantai,gunung, religiius, kuliner bahkan sampai wisata sejarah, tak akan habis digali.. cuma sayangnya masih banyak yang belum dikkenali dan masih butuh sosialisasi yan,,,, thanks
hehe, kurang gaul dab, hehehe
gamplong lagi naik daun, kalau sekiar 2005 kemarin itu kasongan, tapi setelelah gomplong dipublikasikan langsung menyita perhatian orang,,,maturteng u
Mantap Pak, dengan mengangkat obyek wisata seperti ini, akan melahirkan minat akan sebuah kunjungan dilokasi tersebut untuk dapat meningkat ekonomi kecil yang mnearik dan go internasional nantinya. Saya suka dengan photonya. He,,, he,,, he,,,
Salam wisata
memang desa wisata gamplong layak untuk diangkat karena potensi yang dimiliki sangat besar pak
btw- yg nyempret prop ya.. thanks
wisata ke pedesaan seperti ini memang semakin digemari ya Pak, restauran juga yang berbau pedesaan semakin banyak peminatnya
wisata ke pedesaan seperti ini memang semakin digemari ya Pak, restauran juga yang berbau pedesaan semakin banyak peminatnya
wisata ke pedesaan seperti ini memang semakin digemari ya Pak, restauran juga yang berbau pedesaan semakin banyak peminatnya
mungkin karena orang sudag jenuh sama bising dan panas dan macetnya kota ya pak, jadi plesir ke desa wisata bisa untuk meregang ketegangan,, thanks