Melongok Peninggalan Kerajaan Kederi di Blitar

Candi penataran yang di bangun sekitar tahun 1200 ini konon peninggalan kerajaan Kederi di Blitar pada masa tampuk kekuasaan di pegang oleh Raja Srengga. Seperti ciri dari bangunan peribadatan hindu yang menjulang vertikal, Candi yang berada ditanah ketinggian 450 meter dari permukaan air laut yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini juga berstruktur seperti Candi Prambanan, yang membedakan hanyalah corak rilif dan arca yang ada dalam bangunannya

Candi Penataran yang sempat dilupakan oleh masyarakat karena hijrahnya kepercayaan agama dari Hindu ke Islam ini ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris antara tahun 1781-1826. setelah dalam kurun waktu yang lama terbengkalai. masa pemerintahan RI sekarang candi tersebut dirawat kembali untuk diberdayakan sebagai tempat obyek pariwisata di Blitar, Jawa Timur

Kalau kita mendekati Candi Penataran yang masih dekat dengan Museum Soekarno (read Lukisan Keramat Di Makam Bung Karno ) yang terletak di lereng barat daya Gunung Kelud ini, pada pintu gerbang juga terdapat patung raksasa penjaga pintu yang mereka sebut Arca Dwarapala, selain itu pada sisi lainnya bisa dillihat patung raksasa kala menyeringai dan Arca Genesya yang konon mengejawantahkan dari perujutan dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu kuno.

Menurut data yang berhasil di himpun tipswisatamurah.com dari berbagai sumber menyebutkan. Raja Srengga (Syrenggra) memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200 dengan gelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa. Dan konon Candi penataran tersebut di bangun oleh srengga untuk dijadikan tempat permohonan agar masyarakat kediri aman dari ancaman letusan gunung kelud yang masa itu diceritakan sering menyemburkan lahar panasnya. Dan menurut catatan Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, Candi tersebut masih berlanjut dipergunakan oleh Raja Hayam Wuruk Majapahit untuk ritual yang sama untuk pemujaan pada Hyang Siwa Girindra (Dewa penguasa gunung). (dr/TWM)

Artikel menarik yang masih relevan dengan topik ini adalah Kisah Skandal Asmara Candi Prambanan

Foto oleh: oediku.wordpress.com