Festival Berdarah Pasola Sumba, Kisah Janda cantik Rabu Kaba
Festival berdarah Pasola di sumba ini di latarbelakangi kisah asmara memperebutkan janda
cantik bernama Rabu Kaba. Dalam permainan ini beberapa orang pria dewasa duduk berhadapan
diatas pelana kuda lengkap dengan senjata tombak atau lembing, mereka bukan sedang
mempersiaplan tarian seperti pada umumnya festival, tapi pasukan berkuda ini benar benar
saling melempar tombak untuk melukai lawannya.
Ini bukan kisah seperti film perang para Cowboy di Hollywood, tapi dalam festival Pasola ini
benar benar perang berdarah darah yang disaksikan dari kedua kelompok kampung yang berseteru
dan wisatawan lokal maupun mancanegara. Festival Pasola digelar setahun sekali ditengah
tanah lapang dengan tanggal yang tidak tetap, tapi biasanya antara bulan februari dan
maret.
Sejarah asal usul Perang dalam Festival Pasola
Sedang kisah atau sejarah yang melatarbelakangi budaya perang berkuda dalam festival pasola
yang di gelar setiap setahun sekali ini, menurut riwayat yang berhasil dihimpun oleh
tipswisatamurah.com dari beberapa sumber adalah seperti berikut
Menurut keyakinan dari kisah rakyat sumba, Pasola berawal dari kisah asmara untuk
memperebutkan janda cantik bernama Rabu Kaba istri Umbu Dulla salah satu pemimpin di kampung
Waiwuang . Menurut riwayat dari beberapa sumber orang asli setempat menyebutkan. Sebenarnya
kisah ini karena adanya salah tafsir yang menduga Umbu Dulla telah meninggal dunia, karena
semenjak berpamit sama warga untuk melaut bersama dua pemimpin lainya ke selatan pantai
Sumba Timur untuk mengambil padi, namun setelah ditunggu hingga beberapa lama Umbu Dulla
tidak kunjung kembali, dan masyarakat menyangka ketiga pemimpin mereka telah tewas, dan
warga setempat mengadakan acara berkabung dan semua pada datang bertakjiah
Dalam masa berkabung tersebut, janda cantik dari almarhum Umbu Dulla, Rabu Kaba bertemu
dengan Teda Gaiparona yang berasal dari Kampung Kodi, singkat cerita mereka berdua terlibat
skandal asmara yang sangat mengebu ngebu. Namun keluarga dari kedua belah pihak tidak merestui
perkawinan mereka, karena sudah sama sama kebelut mereka memutuskan untuk kawin lari. (ikuti juga kisah Ada Budaya Menculik Pengantin Cewek Di Sasak ini
Malang tak dapat ditolak, untung tak bisa diraih. Disaat mereka berdua lagi menikmati
madunya asmara, Umbu Dulla yang dikira sudah meninggal Dunia tersebut datang kembali ke
kampungnya di desa Waiwuang.
Akhirnya gemparlah seluruh penjuru kampung. Diceritakan Umbu Dula bersama warga waiwuang
mencari isterinya yang telah dibawa oleh Teda Gaiparono. Namun setelah ditemukan, sang istri
yang ganjen bernama Rabu Kaba tidak mau diajak pulang karena sudah terlanjur kesengsem sama
Teda Gaiparona dari Kampung Kodi.
Singkat cerita, Rabu Kaba meminta pertanggungjawaban Teda Gaiparona untuk mengganti belis
atau mahar yang pernah diterima dari keluarga Umbu Dulla. Teda Gaiparona menyanggupi dan
melunasi semua mahar pada keluarga Umbu Dula. Dan Pasola ini digelar untuk melupakan
kesedihan dengan digelarnya pesta Bau Nyale. (TWM)
Foto oleh: arsipbudayanusantara.blogspot.com
6 Komentar untuk "Festival Berdarah Pasola Sumba, Kisah Janda cantik Rabu Kaba"
kalau sudah menuntut ganti belis kok masih ada perang ya, apa tuntutan dari Rabu Kaba tidak dopenuhi ya mas?
lama tak mampir ke sini bagaimana kabarnya
konon pasola dalam adat budaya nyale itu dibuat untuk menghibur kesedihan, jadi dibuat semacam ring tinjau untuk tarung para jawara jawarq disana
ALhamdulillah masih bisa nyemoetin mampir kemari,, kabar baik mas.. nwn
Kl melihat bbrapa hasil budaya kita, sptnya mmg budaya di luar pulau lebih "keras" ketimbang yg ada di daerah Jawa, mas?
ternyata adat istiadat ini mempunyai sejarah yang sangat mengharukan yaa mas, penghianatan seorang istri kepada suaminya. thanks mas wawasan budayanya :)
itulah yang memperkuat khasanah budaya nusantara . semua ada dan unik unik
selalui menyimpan sejarah dan sekarang jadi tontonan yang menarik ya gan,,
yupz sama sama