Desa Pembuat Parut Tertua Dusun Dukuh Karangsari
Melihat proses pembuatan Parut tradisional tertua yang sudah turun temurun dilakukan penduduk dusun Dukuh, Karangsari, Kulonprogo. Setiap hari di Rt 18 yang jadi basis pengrajin Parut, mulai pukul 2 malam sudah terdengar suara pukulan palu bersahut sahutan dari beberapa rumah, yang konon menurut penduduk setempat Budiono, tradisi membuat Parut sudah dilakukan warga mulai ratusan tahun silam sejak nenek moyang mereka.
Parut Dusun Dukuh di buat dari bahan kayu Mlinjo dan kawat baja setebal 0,4 mili. Proses pembuatannya tergolong membutuhkan kesabaran tinggi, karena setelah kayu yang sudah dibentuk dengan ukuran sekitar 15 X 45cm di serut di haluskan, tahap berikutnya adalah menanamkan kawat baja satu persatu dengan cara dijapit tang pipih kemudian dipukul dengan palu.
Proses awal ini bisa berlangsung berjam jam, karena kawat baja tersebut ditanam satu persatu dengan pola jalan miring simetris yang berjarak sekitar 35cm. setelah tahap awal ini selesai, proses berikutnya adalah finishing yang mereka sebut dengan istilah Nduduli, ia itu, meratakan ketinggian kawat baja dengan cara memukul satu persatu menggunakan alat semacam betel yang ujungnya berlubang setinggi 2 mili.
Ketika ditanya kenapa harus menggunakan kayu Mlinjo bukan Glugu Kelapa misalnya,? kepada tipswisatamurah.com pak Budiono menjelaskan, "Karena kayu Mlinjo selain bahannya tersedia melipah di Dusunnya, jenis kayu ini juga teruji mampu mencengkeram kawat baja, jadi produk Parutnya tidak mudah ompong dan tahan hingga satu tahun lebih," katanya.
Baca ini Tajir. Ubah Barang Bekas Jadi Gunung Uang
Sedang Tips supaya Parut awet tidak mudah berkarat, Budiono mengatakan, sebaiknya setelah digunakan, parut disimpan dalam keadaan berdiri, karena dengan cara tersebut, semua cairan minyak kelapa yang tersisa tidak mengendap yang mengakibatkan Parut berkarat.
Walau diakui keberadaan Parut tradisional mulai tergusur dengan parut mesin, namun menurutnya, permintaan Parut buatan Rt-nya masih banyak di cari pembeli dari luar kota, seperti Lampung, Rembang Jawa Tengah dan daerah lainnya. Dia mengatakan tidak takut Parut tradisional bakal punah, karena sudah terbukti hasil parutan kelapa dengan cara tradisional, santannya tetap kental, sedang kelapa yang diparut dengan mesin itu sari pati santannya sebagian sudah terperas oleh mesin, jadi yang tersisa tinggal setengah ampas. Lanjut baca Baca ini Kreasi Barang Bekas Ini Cantik Dan Menginspirasi
3 Komentar untuk "Desa Pembuat Parut Tertua Dusun Dukuh Karangsari"
itu daerah mana yaa..
kalau boleh saya juga mau usaha kaya gitu buat sampingan jika ada yang mau nampung..makasih.
Aku juga lebih seneng marut klapa pakai parutan tradidional,hasil santanya lebih banyak👍👍
Info kawat min carinya dimana?harga kiloan berapa?pengen coba buat usaha rumahan
Kalo ada bisa kontak wa 08816569598