Mengunjungi Ponpes 'Kharismatik' Tebuireng Jombang
Niat kekeh untuk bisa mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng yang banyak melahirkan Kiai Kharismatik di Jombang, Jawa Timur yang konon menjadi salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia akhirnya kesampaian juga.
Banyak keajaiban yang terjadi disepanjang perjalanan. Kami berangkat memutuskan mulai pukul 22.00 WIB dari kota Jogja menuju Jombang yang menempuh jarak sekitar 250 Km hanya dalam waktu sekitar 3,5 jam. Semua terjadi tanpa kami sadari, sejak mulai dari kota Jogja kami hanya dihadang oleh lampu merah sekali di perempatan Jagalan Solo, selebihnya hingga kota Nganjuk semua traffic light di perempatan maupun di pertigaan menyala hijau seperti terkondisi untuk memberi kesempatan terus melaju.
Begitu sampai di depan pesantren, karena masih terlalu pagi kami memutuskan istirahat di hotel Hidayah yang terletak diseberang jalan sebelah utara pintu masuk pondok. Setelah istirahat sekitar 2 jam terdengar suara adzan kami bergegas menuju pondok pesantren Putra yang terletak di sisi jalan. Begitu masuk pondok setelah menjelaskan maksut kunjungan kami diminta mengisi buku tamu di pos satpam, kemudian kami ( tipswisatamurah.com) diantar menuju serambi masjid untuk dipertemukan dengan majelis taklim yakni Bapak Ustd Luqman Hakim.
Setelah sholat subuh berjamaah, tipswisatamurah.com mengadakan wawancara singkat dengan Ustd Luqman diantara suara gemuruh mujahadah dari ribuan santri di Makam Sang Penakluk Gusdur, dan para pendahulu beliu seperti KH Hasyim Asy'ari, yang terletak di dalam komplek pondok sekitar 90 meter disisi luar bagian barat laut Masjid. Dan berikut hasil liputan yang bisa kami share untuk Anda
Menurut Ustd Luqman, Pesantren Tebuireng yang terletak di Alamat jalan Irian Jaya No. 10, Jombang, Jawa Timur 61471 ini didirikan pada tahun 1899 oleh kekek Gusdur, yakni KH. Hasyim Asy'ari sepulangnya menutut ilmu Agama di Mekkah. Pada awalnya pesantren ini hanya mengajarkan ilmu syari’at, dan bahasa Arab, serta materi pelajaran umum. Namun sistem pendidikan di pesantren ini mulai tahun 1919 ditambahkan oleh Kyai Hasyim Asy’ari , yang meluaskan kurikulum sekaligus membangun Madrasah Salafiyah Syafi’iyah, yang menggunakan metode pembelajaran secara berjenjang dalam dua tingkat, yakni Shifir Awal dan Shifir Tsani.
Hingga sekarang, pesantren Tebuireng yang sudah berjalan hampir dua abad dan telah melahirkan beberapa nama Kiai Kharismatik di Indonesia ini masih digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar sekitar 2600 santri yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
Sejak didirikan hingga sekarang, Pondok Pesantren Tebuireng telah diasuh oleh 7 Kiai besar dalam kurun waktu masa kepemimpinan sebagai berikut
KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (KH.Hasyim Asy’ari), Kekek Gusdur: 1899 – 1947
KH. Abdul Wahid Hasyim (KH.Wahid Hasyim), Ayah Gusdur, : 1947 – 1950
KH. Abdul Karim Hasyim : 1950 – 1951
KH. Achmad Baidhawi : 1951 – 1952
KH. Abdul Kholik Hasyim : 1953 – 1965
KH. Muhammad Yusuf Hasyim : 1965 – 2006
KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah): 2006 hingga sekarang
Alumni Tebuireng dari generasi tua yang masih berkiprah seperti Prof. DR. KH Tolhah Hasan Malang, Ali Mustafa Yaqub yang menjadi imam besar Masjid istiqlal, dan masih banyak lagi lainnya. Masih menurut Ustd Luqman, hampir disetiap Daerah Provisini terdapat alumni Tebuireng yang mendirikan pondok, dan memang kebanyakan alumni muda pesantren Tebuireng bergerak dibidang pendidikan, Namun ada juga yang menjadi pengusaha pengusaha yang dermawan
Pondok Pesantren putra yang digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar santri Putra dan sekaligus sebagai tempat makam para pengasuh dan yang turut terlibat membesarkan nama pensantren ini berdiri di atas lahan seluar sekitar 1,2 Ha. (luas ini diluar pesantren putri yang terletak di ujung paling barat pondok). Setiap hari Jumat dan hari besar kalender Islam, pondok ini dikunjugi ribuan peziarah bahkan hingga belasan ribu orang dari berbagai penjuru tanah air, ada juga yang dari luar negeri. Para pengunjung dengan suka rela jauh jauh datang untuk mujahadah mendo'akan pendiri pondok dan para generasi pemimpin pondok yang sudah tiada.
1 Komentar untuk "Mengunjungi Ponpes 'Kharismatik' Tebuireng Jombang"
Subhanallah😁