Mitos Buaya Buntung Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu

Mitos Buaya buntung yang konon sering muncul setiap Idul Fitri yang dikait kaitkan dengan asal usul nama Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) di Bengkulu ini terkesan seram dan berbau mistis. Hingga masyarakat setiap menjelang lebaran fitri praktis menghentikan semua aktifitas mulai dari mencari ikan hingga membuka lapak kuliner termasuk liburan disekitar DDTS.

Orang sekitar Danau sangat menyakini, bahkan sudah menjadi bagian dari kisah rakyat Bengkulu, kalau nama Danau Dendam Tak sudah tersebut diambil dari kisah pertarungan antara Buaya Bengkulu, Provinsi Bengkulu melawan Buaya Lampung, Provinssi Lampung di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Dikisahkan kedua Buaya yang lagi ngayap jalan jalan ketemu di sungai Musi tersebut, tidak diketahui siapa yang memulai, keduanya langsung melakukan pertarungan sengit di aliran sungai yang mengalir melewati obyek Wisata Pulau Kemaro Palembang. Konon menurut kisah rakyat Bengkulu, dalam pertarungan di sungai Musi tersebut Buaya DDTS yang gagah perkasa menang. Namun, sayangnya Buaya DDTS Bengkulu harus merelakan ekornya buntung karena dicabik cabik digigit oleh buya Lampung.

Hingga pada suatu ketika, karena merasa sakit kehilangan ekornya, Buaya Bengkulu bersumpah seperti dendam yang tak sudah, kalau Buaya Lampung main ke DDTS tidak akan pernah diberi makan. Begitu cerita yang di yakini sebagian masyarakat Bengkulu

Selain mitos tersebut, di DDTS dikenal memiliki flora dan fauna langka. Misalnya seperti yang diketahui di sekitar Pintu Air yang biasa disebut oleh warga setempat dengan nama keramat Sapu Jagat, persisnya terletak di pintu masuk Danau Dendam Tak Sudah, terdapat aneka flora langka dan unik seperti Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana) yang konon hanya bisa tumbuh di sekitar danau tersebut. Sedang dari jenis fauna seperti Lutung, Ular piton, Babi Rusa Kelabu, Harimau Hitam, hingga harimau jadi jadian yang membayangi mitos dan mistis DDTS juga ada di Danau Dendam Tak Sudah, yang terletak di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Indonesia.